Tag Archives: announcement

When is the right time?

The road to parenthood is filled with decisions, from where to give birth to what to name your precious bundle of joy. But for many expectant parents, the very first decision of all is when to spill the pregnancy beans.

announcing-pregnancy
Kapan sih waktu yang tepat buat membagi berita bahagia tentang kehamilan? Kayaknya ga ada jawaban yang pas ya. Ada dua pendapat sih, cuss kita liat pro kontra nya.

The waiting game
Alias yang nunggu sampai masa trimester pertama terlewati, sekitar 12W, cmiiw.

Kontra:
1. Secret sucks!
Repot kan kudu nyimpen rahasia? hoho

2. Ga adanya support dari orang lain when things go wrong.
Karena orang pada ga tau, jadinya bumil mungkin ngerasa sendiri ngejalanin semua ini. Hamil ga selamanya indah loh, ada tantangan sendiri seperti morning sickness ato mudah lelah.

Pro:
1. Bisa tenang tanpa terpengaruh omongan orang lain.
Biasa kan ya, buat yang udah pengalaman hamil buat ngasi tau ini itu ketika ada seorang kawan yang baru hamil. Kudu minum susu hamil lah, ga bole makan lalapan dll dll. Informasi yang kadang tanpa disertai alasan ilmiah begini kan bikin bingung orang yang baru pertama kali hamil *pengalaman diri*

2. Ngehindarin awkwardness
Amit-amit jabang bayi, but when thing goes south, explaining it to people around is the hardest part. Pastinya kikuk sekali ya, belon lagi urusan hati yang kembali terkoyak.

Early birds
Alias yang mengumumkan diawal.

Kontra:
1. Pamali
Ceuk bule mah “jinx” ceunah ya. Katanya pamali, kudu nunggu ampe masuk ke fase aman, yaitu sekitar 16W alias 4 bulanan yang saya rasa sih berkaitan dengan poin selanjutnya yaitu,

2. Repot ngurusin hati kalo the pregnancy goes wrong
Udah menyebar berita bahagia, tapi kemudian terjadi masalah dengan kehamilan tsb. Jadinya kan sedih ketika orang yang ga tau kemudian datang dan mengucap selamat. Sakitnya tuh disini ๐Ÿ˜ฆ *tunjuk hati*.
Amit-amit jabang bayi yah.

Pro:
1. Karena berita bahagia itu selayaknya dibagikan kan?
Saya sendiri ikut seneng loh kalo dapet berita kehamilan ini. Suka nebeng berdoa semoga berikutnya giliran saya ๐Ÿ˜€

2. You don’t have to fake it alias menutupi.
Misalnya ketika kondisi mengharuskan istirahat atau bed rest yang cukup lama atau ketika serangan morning sickness mendera. Kan bisa repot kalo di kantor kerjaan hoek-hoek mulu, bisa dikira hangover. ๐Ÿ˜›

3. Getting the support
Ini adalah alasan utama bagi saya.
Saya sendiri awalnya agak ragu untuk berbagi berita bahagia ini. Terbersit rasa soal pamali itu. Apalagi pengalaman sebelumnya masi berbekas di hati.
Then my husband came to the rescue by saying, ” Don’t be silly! As if telling it early will increase the risk of miscarriage!”
Kedua ortu kami pun telah berpesan untuk memberitahu mereka secepatnya. Biar kata baru telat sehari juga!
So we spilled the bean, cat’s outta bag ๐Ÿ˜€

Harapannya adalah agar kawan semua berkenan mendoakan ibu (yours truly ๐Ÿ˜€ ) dan baby-nya ini.
Saya sangat percaya akan kekuatan doa, dan saya ga pernah tau doa yang manakah yang akan diijabahNya. Semoga doa saya, keluarga dan handai taulan serta kawan-kawan semua dikabulkanNya. Aamiin.

Saya juga membagi kabar ini ke atasan dan rekan satu team. Tujuannya ya supaya tau kondisi saya. Kawan yang lain pun satu-satu mulai mengenali karena cara jalan saya yang letoy bak siput.

Jadi kesimpulannya, when is the right time to announce the news? Ga ada jawaban saklek akan ini. Semuanya berpulang pada preferensi masing-masing individu.

Sekali lagi, mohon doanya agar kami bisa menjalani kehamilan ini dengan sehat, diberi kelancaran hingga saat persalinan nanti. Mohon diaminkan ya teman temin?